• News

    20 Oktober 2012

    Program Listrik Tenaga Surya di Tulungagung Gagal Total

    Puluhan rangkaian listrik tenaga surya di di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung rusak total akibat salah perawatan.

    Kerusakan paling banyak ditemukan di Dusun Kalimati dan Nyawangan, Desa Tugu, Kecamatan Sendang yang selama ini menjadi proyek percontohan listrik tenaga surya.

    Slamet, Ketua RT 02/RW 01 Dukuh Kalimati, Desa Tugu mengatakan, dari total 90-an KK yang mendapat bantuan listrik tenaga surya di daerahnya, hanya beberapa gelintir yang masih bisa difungsikan.

    Selebihnya, kata dia, rata-rata mengalami kerusakan dengan sebab bervariasi, mulai karena aki/batere penyimpan energi listrik sudah aus sehingga mesti diganti baru, alat pengubah daya yang tidak berfungsi, jaringan kabel dan lampu putus, hingga modul “solar cell” rusak.

    “Warga mau mudahnya, kalau rusak tidak bisa merawat, sehingga sekarang hampir semuanya mati,” terangnya, Jumat (-5/10/2012).

    Bantuan listrik tenaga surya di Dusun Kalimati telah diadakan sejak Agustus 2008.

    Semua warga/rumah di daerah ini hampir semuanya mendapat bantuan peralatan listrik tenaga surya yang waktu itu pengadaannya difasilitasi pamong desa setempat dan Pemkab Tulungagung.

    Selain Dusun Kalimati yang lokasinya terpencil dan berada di balik jurang, puluhan warga di sejumlah pemukiman lain di Kecamatan Sendang juga mendapat program serupa.

    Selama dua tahun program bantuan ini berjalan, perangkat listrik tenaga surya milik penduduk tidak ada yang bermasalah. Kerusakan mulai bermunculan setelah memasuki usia tiga tahun.

    Menurut keterangan sejumlah penduduk yang mendapat program tersebut, kerusakan paling banyak terjadi pada perangkat aki/batere penyimpan energi listrik.

    “Mungkin karena sudah aus dan waktunya ganti, sehingga aki tidak lagi bisa digunakan untuk menyimpan energi listrik. Akibatnya, ya tentu lampu tidak bisa dinyalakan,” tutur Sumiran, tetangga Slamet dikonfirmasi terpisah.

    Hal serupa diungkapkan Misni dan Sumari. Rata-rata mereka mengeluhkan kerusakan jaringan listrik, seperti putusnya kabel, lampu mati, hingga perangkat “solar cell” yang tak lagi berfungsi.

    Meski sepele, mereka mengaku enggan melakukan perbaikan karena menganggap ongkosnya tinggi.

    “Untuk mengganti aki yang rusak kami harus mengeluarkan biaya Rp700 ribu. Itu terlalu mahal untuk warga sini yang rata-rata hanya buruh tani,” jelas Sumiran.

    Untuk mengatasi masalah penerangan, selain menggunakan lampu pijar tradisional, saat ini banyak warga yang memilih menyambung listrik dari rumah penduduk di dusun tetangga yang telah terakses jaringan PLN.

    Warga rela merogoh kocek lebih banyak karena listrik PLN memiliki daya lebih kuat dan stabil dibanding listrik tenaga surya yang selama ini mereka pakai.

    “Listrik tenaga surya paling hanya mampu menyalakan tiga unit lampu neon berdaya 10 watt. Kalau buat menyalakan televisi atau radio tidak kuat, apalagi jika penyimpanan energinya tidak maksimal,” terang Slamet, menambahkan.

    Belum ada pihak terkait yang bisa dikonfirmasi mengenai gagalnya program percontohan listrik tenaga surya di Dusun Kalimati maupun Nyawangan tersebut.

    Kades Tugu, Tutik, sejauh ini b elum bisa ditemui, sementara Camat Sendang Jonie Kristiawan mengaku kurang mengetahui ihwal penyaluran bantuan listrik tenaga surya tersebut.

    “Saya baru tiga bulan menjabat di sini, kurang tahu soal itu,” jawabnya.

    lensaindonesia.com

    Tidak ada komentar:

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi